Servant Rider Class Alexander The Great

Sumber : typemoon.wikia.com


Rider, spesialis pengguna ‘tungganggan’ yang memungkinkannya  memiliki daya hancur besar. Dalam Fate Zero, Rider memiliki tunggangan Banteng penarik kereta yang ditunggangi oleh rider. Identitas asli dari Servant Rider adalah Alexander atau Iskandar, raja pemberani yang pernah nyaris menguasai seluruh dunia. 
Sumber : www.zerochan.net
Master-nya adalah Waver Velvet, seorang pelajar/muri dalam akedemi sihir yang berada di inggris. Ia adalah salah satu murid dari Kayneth Archibald El-Melloi. Ia mendapat deskriminasi dari Kayneth Karena ia merupakan penyihir generasi ke 2 di keluarganya, sementara menurut Kayneth semakin tinggi generasi seorang penyihir semakin kuatlah penyihir tersebut. Waver turut serta dalam kompetisi ini dengan mencuri artefak yang sebelumnya hendak Kayneth gunakan sebagai katalis pemanggilan Servant. Dengan demikian, Waver menjadi Master dari Rider, dan menjalin hubungan tak biasa dengan Servant-nya itu.



Sejarah Alexander The Great
Alexander III dari Makedonia (356 –323 SM), lebih dikenal sebagai Alexander Agung atau Iskandar Agung/ Alexander sang Penakluk, yang hampir menaklukkan seluruh kerajaan di dunia kala itu.
Dia adalah raja Kekaisaran Makedonia, sebuah negara di daerah timur laut Yunani. Pada usia tiga puluh tahun, dia memimpin sebuah kekaisaran terbesar pada masa sejarah kuno, membentang mulai dari Laut Ionia sampai pegunungan Himalaya. Dia tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran dan dianggap sebagai komandan perang terhebat sepanjang masa.          Alekander lahir di Pella pada 356 SM dan merupakan murid seorang filsuf terkenal, Aristoteles. Pada tahun 336 SM Aleksander menggantikan ayahnya, Filipus II dari Makedonia, sebagai pemimpin Makedonia setelah ayahnya dibunuh oleh pembunuh gelap. Filipus sendiri telah menaklukan sebagian besar negara-kota di daratan utama.
Setelah kematian Filipus, Aleksander mewarisi kerajaan yang kuat dan pasukan yang berpengalaman. Dia berhasil mengukuhkan kekuasaan Makedonia di Yunani, dan setelah otoritasnya di Yunani stabil, dia melancarkan rencana militer untuk ekspansi yang tak sempat diselesaikan oleh ayahnya. Pada tahun 334 SM dia menginvasi daerah kekuasaan Persia di Asia Minor dan memulaiserangkaian kampanye militer yang berlangsung selama sepuluh tahun.
Aleksander mengalahkan Persia dalam sejumlah pertempuran yang menentukan. Aleksander lalu menggulingkan kekuasaan raja Persia, Darius III, dan menaklukan keseluruhan Kekasiaran.
Sumber : www.historyofmacedonia.org
Karena berkeinginan mencapai "ujung dunia", Aleksander punmenginvasi India pada tahun 326 SM, namun terpaksa mundur karena pasukannya nyaris memberontak. Aleksander meninggal dunia di Babilonia pada 323 SM, tanpa sempat melaksanan rencana invasi ke Arabia. Setelah kematian Aleksander, meletuslah serangkaian perang saudara yang memecah-belah keksaisarannya menjadi empat negara yang dipimpin oleh para jenderal Aleksander. Meskipun terkenal karena penaklukannya, peninggalan Aleksander yang bertahan paling lama bukanlah pemerintahannya, melanikan difusi budaya yang terjadi berkat penaklukannya.
Berkat penaklukan Aleksander, muncul koloni-koloni Yunani di daerah timut yang berujung pada munculnya budaya baru, yaitu perpaduaan kebudayaan Yunani, Mediterrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan Peradaban Hellenis atau Hellenisme. Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke India dan Cina. Khusus di Cina, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan di Tunhuang.
 Aleksander menjadi legenda sebagai pahlawan klasik dan diasosiasikan dengan karakteristik Akhilles. Aleksander juga muncul dalam sejarah dan mitos-mitos di Yunani maupun di luar Yunani. Aleksander menjadi pembanding bagi para jenderal bahkan hingga saat ini, dan  banyak Akademi militer di seluruh dunia yang mangajarkan siasat-siasat pertempurannya.
Aleksander selama ekspansinya juga mendirikan beberapa kota yang semuanya dinamai berdasarkan namanya, seperti Aleksandria atau Aleksandropolis. Salah satu dari kota bernama Aleksandria yang berada di Mesir, kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu.
Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah imperium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah yang diperintah Aleksander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia). Gelar yang Agung atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilanya menaklukkan wilayah yang sangat luas.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »