Servant Assassin Class Hassan-i Sabbah

Sumber : typemoon.wikia.com


Assassin, spesialis pembunuh. Master Servant Assassin adalah Kotomine Kirei, pendeta muda yang meski berasal dari pihak Gereja yang semestinya berperan sebagai ‘juri’ yang netral, tetap telah diutus secara khusus oleh ayahnya, Kotomine Risei, untuk membantu Tohsaka Tokiomi. Sikapnya cenderung dingin dan tidak memiliki ketertarikan megikuti Holy Grail War. Dia hanya mengikuti Holy Grail War semata-mta karena perintah dari ayahnya. Kerja sama telah imulai bahkan sebelum Holy Grail War dimulai, dengan menjaikan assassin sebagai mata-mata untuk tohsaka tokiomi.
Sumber : forums.spacebattles.com
Assassin Hassan-I Sabbah bukan hanya mempunyai kemampuan mata-mata dan membunuh dalam diam, tetapi hasan-I sabbah adalah sebuah kelompok sehingga mempunyai banyak tubuh. Meskipun assassin pernah dibunuh servant tohsaka untuk mengelabuhi master lainnya, assassin tetap hidup karena assassin bukan hany satu orang tetapi ada banyak orang. Bila ingin membunuh assassin harus membunuh semua orang yang berperasn sebagai assassin. Dalam Holy Grail War yang mampu membunuh seluruh assassin adalah Rider, Alexander the Great.


Sejarah Legenda Hassan-I Sabbah
 
Sumber : www.dailysabah.com


Hassasin, bahasa Arab "Al-Hasyasyiin", (juga disebut Hasyisyin, Hasyasyiyyin, Hasysyasyin atau Assassin) adalah salah satu cabang dari Islam Syi'ah Ismailiyah. Mereka mendirikan beberapa pemukiman di Iran, Irak, Suriah dan Lebanon di bawah pemimpin karismatik Hasan-i Sabbah. Mereka mengirim orang yang berdedikasi untuk membunuh pemimpin penting Sunni, yang mereka anggap sebagai "kaum kafir perebut takhta. Sekte ini dihancurkan oleh bangsa Mongol. Benteng terakhir mereka dihancurkan oleh Hulagu Khan tahun 1272.

Pada tahun 1904, ketika Khalifah Fatimiah VIII dan imam kelompok Ismailiyah Maad al-Mustansir Billah sakit di Kairo, Wazirnya yang berpengaruh, Al-Afdal, mengambil alih kekuasaan negara dan menunjuk anak bungsu khalifah, Al- Musta'i (ipar sang wazir) sebagai khalifah, dalam sebuah kudeta di istana. Nizar, sang pewaris kekuasaan yang sebenarnya, pergi ke Alexandria, di saat dia mendapat dukungan kuat dan lalu memimpin perlawanan,tetapi kemudian dikalahkan dan dibunuh atas perintah saudaranya. Hal ini menyebabkan perpecahan di kalangan Ismailiyah, dan para pendukung Nizar, yang dijuluki kaum Nizaris, pindah ke timur dan melanjutkan perjuangan mereka di bawah pimpinan mereka si penyeru dari Persia yang kharismatik, Hassan-i Sabbah.
Sumber : www.toptenz.net

 Kaum Hasshashin seringkali menerima kontrak dari pihak luar. Richard the Lionheart adalah salah satunya yang dicurigai membayar mereka untuk membunuh Conrad de Montferrat. Dalam banyak kasus, kaum Hashshashin digunakan untuk mempertahankan keseimbangan musuh mereka. Korban-korban yang terkenal diantaranya Wazir Abbasiyah yang terkenal Nizam al-Mulk (1092), Wazir Fatimiah al-Afdal Shahanshah(1122), Ibnu al-Khashshab dari Aleppo (1125), al-Bursuqi dari Mosul (1126), Raymond IIdari Tripoli (1152), Conrad de Montferrat (1192), dan pangeran Edward dari Inggris terluka oleh pisau beracun Hashshashin di tahun 1271.
Kebanyakan kisah saat ini mengenai Assassin berasal dari Marco Polo, yang menyatakan telah mengunjungi Alamut di tahun 1273 dalam pengembaraannya ke timur. Polo menulis bahwa calon assassin diharuskan mengikuti ritual dimana mereka diberi narkotika untuk merasakan 'sekarat', dan kemudian dibangunkan di dalam taman penuh dengan anggur dan makanan mewah yang disajikan para gadis yang jelita. Si calon kemudian diyakinkan bahwa ia berada di surga dan sang pemimpin, Hassan-i Sabbah merupakan perwujudan dari keillahian dan bahwa seluruh perintahnya harus diikuti, bahkan sampai mati. Kisah-kisah lainnya tentang Hashshashin berasal dari pejuang perang salib yang kembali dari Levant yang bercerita mereka telah berjumpa dengan pemimpin Nizari Syria Rashid ad-Dinan Sinan di benteng Masyaf.
Sumber : www.ancient-origins.net
Penggunaan bahan beracun tidak ada disebut di dalam sumber-sumber Ismailiyah, tidak juga di musuh-musuh mereka, Sunni dan Syiah, meski keduanya menderita akibat pembunuhan-pembunuhan oleh kaum Hashshashin.
 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »